
ibrahim paneo.com. Jakarta- Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin memberikan kuliah umum kepada dua ratus orang peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 63 dan 64 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) bertempat di Auditorium Gadjah Mada, Gedung Panca Gatra Lemhannas RI, Jakarta, pada Selasa (07/06).

Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto. “Terima kasih kehormatan yang diberikan kepada kami di Lemhannas, Bapak bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pembekalan kepada kami, terutama kepada peserta PPRA 63 dan 64 yang disiapkan menjadi pemimpin nasional tiga sampai lima tahun ke depan,” sambut Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto. Gubernur Lemhannas RI melaporkan terkait lima fokus kajian Lemhannas RI, yaitu ekonomi hijau, ekonomi biru, transformasi digital, konsolidasi demokrasi, dan ketahanan Ibu Kota Nusantara. Selain itu, Lemhannas RI saat ini tengah membuat kajian mengenai Papua sesuai arahan Wakil Presiden RI Prof. Dr. (H.C) K.H. Ma’ruf Amin beberapa waktu lalu.

Dalam kuliah umum tersebut, Wakil Presiden RI menyampaikan bahwa Indonesia harus memanfaatkan peluang Presidensi G20, momentum ini merupakan kesempatan untuk memperoleh kredibilitas atau kepercayaan masyarakat internasional dalam memimpin pemulihan global. Selain itu, kita optimalkan Presidensi G20 untuk menciptakan efek ganda bagi Indonesia, antara lain dengan menunjukkan bahwa 'Indonesia is open for business' sehingga Presidensi G20 dapat membawa dampak pada peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia,” ujar Wakil Presiden RI.
Di tingkat global, lanjut Wakil Presiden RI, Indonesia telah menorehkan catatan yang historis dan monumental, antara lain penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 dan pengakuan atas rezim negara kepulauan dalam Konvensi Hukum Laut PBB 1982. Tahun ini Indonesia memegang Presidensi G20 dan tahun depan Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN.
Wakil Presiden RI mengungkapkan bahwa pengakuan atas peranan Indonesia di dunia antara lain berkat kemampuan Pemerintah Indonesia untuk menjadi penghubung (bridge builder) yang dilandasi pada ketulusan dan netralitas, dalam semangat mewujudkan cita-cita sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Politik luar negeri bebas aktif senantiasa menjadi modal awal yang memandu langkah Indonesia dalam hubungan antar bangsa.
“Namun patut diingat, pengakuan yang didapatkan Indonesia atas kiprah di luar negeri tidak mungkin tercapai tanpa kita membenahi urusan dalam negeri kita terlebih dahulu, yaitu dengan memperbaiki ekosistem politik, ekonomi, dan sosial budaya” ujar Wakil Presiden RI.
Lebih lanjut, K.H. Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa saat ini Indonesia sedang berupaya bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19 dan peperangan yang berdampak pada perlambatan ekspor dan kenaikan inflasi akibat melonjaknya harga komoditas global. Percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara juga berdampak pada ketidakpastian pasar keuangan global.
Berkaitan dengan hal tersebut, Indonesia mengambil alih estafet kepemimpinan G20 yang bertujuan untuk memperkuat konsultasi dan kerja sama dalam rangka menjawab krisis akibat pandemi dan peperangan. G20 adalah momentum bagi Indonesia untuk memperoleh kredibilitas atau kepercayaan masyarakat Internasional dalam memimpin pemulihan global. Wakil Presiden RI berharap G20 dapat membantu dalam menemukan solusi atas konflik yang memperburuk ekonomi dunia.
Mengakhiri kuliah umum, Wapres RI K.H. Ma’ruf Amin memberikan pesan kepada peserta PPRA 63 dan 64. Pertama, pemimpin harus mampu membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang merata dan berkeadilan. Kedua, seorang pemimpin harus tahu cara mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari struktur kerja sama Internasional yang ada. Ketiga, seorang pemimpin harus memperkuat kemitraan dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Terakhir, pemimpin harus meningkatkan kemampuan dalam mengkomunikasikan gagasan secara efektif, menganalisis secara sistematis, serta mengorganisasikan dan menggunakan jaringan untuk menyelesaikan tugas seorang pemimpin.
Kuliah umum yang dibawakan K.H. Ma’ruf Amin tersebut dihadiri oleh Sekretaris Utama Lemhannas RI Komjen Pol Dr. Purwadi Arianto, M.Si., Kepala Sekretariat Wakil Presiden Prof. Ahmad Erani Yustika, S.E., M.Sc., Ph.D., Deputi Pendidikan Kepemimpinan Tingkat Nasional Mayjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P., Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan dan Wawasan Kebangsaan Sekretariat Wakil Presiden Lukman Hakim Siregar, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Reformasi Birokrasi Mohamad Nasir, Wakil Tenaga Profesional Lemhannas RI Mayjen TNI (Purn) E. Imam Maksudi, Wakil Koordinator Tenaga Ahli Pengajar Lemhannas RI Mayjen TNI Rido Hermawan, M.Sc., dan para pejabat struktural Lemhannas RI serta para Taji, Taprof, dan Tajar yang hadir secara virtual.
0 Komentar