Gubernur Lemhannas RI Menjadi Narasumber FGD Prarakernas Partai NasDem



ibrahim paneo.com, Jakarta- Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto menjadi salah satu narasumber focus group discussion (FGD) dalam rangka prarakernas Partai Nasional Demokrat (NasDem). Kegiatan bertema “Perkembangan Ekonomi, Pangan, dan Geopolitik Dunia” tersebut digelar di NasDem Tower, Jakarta pada Rabu (08/06).

Gubernur Lemhannas RI memberikan paparan berjudul “Pengaruh Geopolitik dan Geostrategi terhadap Pangan Nasional”. Gubernur mengawali paparannya dengan menjelaskan Lemhannas RI yang berdiri tanggal 20 Mei 1965 diamanatkan oleh Presiden Soekarno untuk menjadi sekolah geopolitik. ”Geopolitik artinya kami harus mempelajari bagaimana pertarungan kekuatan terjadi di wilayah geografis tertentu,” kata Gubernur Lemhannas RI.

Pada paparannya Gubernur Lemhannas RI menjelaskan Geo IV yang telah terjadi adalah perang sumber daya sedangkan Geo V saat ini adalah perang konektivitas, yakni tentang infrastruktur dan supply chain. Pada Geo V yang menjadi kunci adalah siber dan artificial intelligence.

Lebih lanjut, Lemhannas RI mencoba mengidentifikasi kerawanan-kerawanan yang ada. Sebagai sekolah geopolitik, Lemhannas RI melakukan analisis salah satunya berdasarkan peta atau letak geografis.

Kerawanan ekologi yang dihadapi indonesia di antaranya pencemaran lingkungan, perubahan iklim dan cuaca, krisis sumber daya, deforestasi, pemanasan global, dan bencana alam. Indonesia memiliki tingkat kerawanan ekologi yang relatif tinggi karena pola hidup masyarakat yang belum menerapkan prinsip berkelanjutan. Menurut Gubernur Lemhannas RI, banyak hal yang harus Indonesia lakukan untuk membawa paradigma ekologi, paradigma keberlanjutan, dan paradigma hijau menjadi paradigma utamanya.

Selanjutnya, pada ekonomi biru, paradigmanya harus paradigma kesehatan laut. Gubernur berharap paradigma ekonomi biru dapat segera diusung mengingat skor Indeks Kesehatan Laut Indonesia yang masih rendah.

Gubernur Lemhannas RI kemudian memaparkan terkait kerawanan pangan. Salah satu faktor yang menguji ketahanan pangan global adalah pandemi Covid-19 terutama dalam ketersediaan dan stabilitas harga. Kabar baiknya, berkat kerja keras pemerintah, Indonesia dapat menekan harga stabilitas pangan sehingga inflasinya relatif terjaga.

Pada akhir materi Gubernur Lemhannas RI menjelaskan tentang digitalisasi sektor pertanian. Pada dasarnya, permintaan pangan relatif sama dan pertumbuhan penduduk relatif terkendali. Masalah yang terletak pada distribusi perlu diselesaikan dengan efisiensi ekosistem pangan.

Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa Lemhannas RI akan berfokus pada dua hal, yakni pengelolaan krisis dan tata kelola secara lengkap. Untuk ketahanan pangan nasional, Gubernur berharap Indonesia tidak masuk ke krisis pangan, melainkan bisa naik ke ketahanan pangan.

Turut hadir sebagai narasumber, Menteri Pertanian Republik Indonesia Prof. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H., Menteri Perdagangan Republik Indonesia Muhammad Lutfi, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningrat, Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Franciscus Welirang, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Republik Indonesia Febrio Nathan Kacaribu, serta akademisi dan pengamat pertanian Prof. Dr. H. Busthanul Arifin, S.H.



sumber: LEMHANAS RI

Posting Komentar

0 Komentar