PENGARUH PUASA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

  • BAB I PENDAHULUAN 
  • A. LATAR BELAKANG 
  • Penuaan merupakan bagian yang tak terelakkan lagi dalam kehidupan kita. Seiring dengan berjalannya proses penuaan akan membawa kita pada 2 hal, yaitu fungsi fisiologis yang menurun dan beberapa penyakit penyerta. Orang tua merupakan kelompok populasi yang tumbuh paling cepat di dunia. Penduduk usia 60 tahun keatas dikeetahui meningkat dibanding usia lainnya. Keberhasilan sautu pembangunan nasional, terutama dari aspek kesehatan dapat dilihat dari angka usia harapan hidup masyarakat. Indonesia termasuk Negara yang memiliki usia harapan hidup tinggi dengan presentase lebih dari 7%. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, meka telah menambah jumlah penduduk lanjut usia (lansia) dan merubah struktur penduduk Indonesia. Diperkirakan Indonesia akan memiliki populasi lansia yang meningkat lebih tinggi dari populasi lansia di dunia. Sejak tahun 2004-2015 indonesia memperlihatkan adanya peningkatan usia harapan hidup dari 68,5 tahun menjadi 70,2 tahun dan diprediksikan tahun 2030-2035 menjadi 72,2 tahun (kemenkes RI, 2016). Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, jumlah lansia perempuan lebih banyak (8,2%) dari jumlah lansia laki-laki (6,9%), dengan demikian perempuan memiliki harapan hidup yang lebih tinggi (Kemenkes RI, 2016). Berdasarkan data yang dikumpulkan selama periode 30 tahun, prevalensi penyakit tertinggi pada orang tua adalah hipertensi. Menurut Leonakis (2012), hipertensi merupakan faktor resiko penting terjadinya penyakit kardiovaskuler seperti penyakit arteri koroner, stroke, jantung kongesti dan insufisiensi ginjal. Hipertensi juga merupaan penyakit kronis yang seringnya muncul tanpa gejala, sehingga membutuhkan kontrol optimal dan kepatuhan meminum obat yang kontinyu agar dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Sampai saat ini, penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi pada orang tua. Di Indonesia, hipertensi masih merupakan tentangan terbesar saat ini. Penyakit ini merupakan kondisi yang paling banyak ditemui di pelayanan kesehatan primer. Sesuai dengan data yang terdapat dalam riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2013, hipertensi merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi tertinggi yaitu mencapai 25,8%. Terdapata 13 provinsi yang pesentasenya melibihi angka nasioanal dengan presentase tertinggi yaitu provinsi Bangka Belitung mencapai 30,9%. Secara absolut, terdapat 5 provinsi dengan prevalensi hipertensi tertinggi berdasarkan RISKESDAS (2013), yaitu provinsi Bangka Belitung 30,9%, provinsi kalimantan selatan 30,8%, provinsi Kalimantan timur 29,6% provisi jawa barat 29,4% (kemenkes, 2015). Di Jogja sendiri berdasarka data yang didapat RISKESDAS menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi menunjukkan peningkatan dari 7,6% pada tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013. Data surveilans terpadu penyakit tidak menular puskesmas pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan setiap tahunnya dengan prevalensi tertinggi adalah hipertensi, yaitu sebanyak 7343 kasus. Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan di Desa Bumi Bahari, Kec. Popayato, Kab. Pohuwato banyak masyarakat atau lansia sebagai pengidap hipertensi terjadi penurunan tekanan darah setelah berpuasa, hal ini terjadi dikarenakan masyarakat khusunya lansia kurang mengonsumsi makanan sebagai pemicu hipertensi. 
  • B. IDENTIFIKASI MASALAH 
  • Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang dapat diambil sebagai berikut : 1. Apa hubungan puasa dengan terjadinya penurunan tekanan darah pada pengidap hipertensi pada lansia? 2. Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya lansia saat berpuasa dengan terjadinya penurunan tekanan darah pada pengidap hipertensi 
  • C. RUMUSAN MASALAH 
  • Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut “Apakah ada hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia pada saat berpuasa di desa Bumi Bahari kecamatan popayato kabupaten pohuwato tahun 2023? D. TUJUAN PENELITIAN 
  • a) Tujuan Umum Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya fungsi berpuasa pada kejadian hipertensi di Desa Bumi Bahari Kec. Popayato Kab. Pohuwato b) Tujuan khusus 1. Menilai pengaruh berpuasa pada penderita hipertensi di Desa Bumi Bahari 2. Menilai tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Bumi Bahari 3. Menganalisis hubungan berpuasa dengan kejadian hipertensi di Desa Bumi Bahari E. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaa bagi : 1. Manfaat Ilmiah Sebagai referensi atau masukan bagi peneliti lain yang mempunyai permasalahan yang sama 2. Manfaat Praktis Sebagai bahan informasi bagi masyarakat di Desa Bumi Bahari Kec. Popayato Kab. Pohuwato 
  • BAB II KAJIAN TEORITIS 
  • A. Konsep Puasa 1. Pengertian Puasa Puasa adalah menahan lapar dan hawa nafsu dari sebelum terbit matahari hingga tenggelam. Selain manfaat puasa bagi ketakwaan umat Muslim, ternyata manfaatnya juga baik bagi kesehatan jasmani, seperti mengontrol berat badan hingga detoksifikasi tubuh. 2. Manfaat Puasa untuk Kesehatan Tubuh Memiliki tubuh yang selalu sehat adalah keinginan banyak orang. Berbagai macam cara ditempuh mulai dari menjaga pola makan hingga mengonsumsi suplemen-suplemen tambahan. Akan tetapi, kesehatan juga bisa Anda dapatkan dari puasa, lho! Berikut manfaat puasa yang sangat baik untuk kesehatan tubuh: 1. Meningkatkan kesehatan kardiovaskular Ini adalah salah satu manfaat puasa yang utama, terutama bagi orang yang memiliki masalah kesehatan terkait sindrom metabolik, yang memiliki banyak manfaat terhadap kardiovaskular secara langsung. Berpuasa dapat meningkatkan fungsi kardiovaskular, komposisi darah, dan tekanan darah. Mereka yang menderita diabetes tipe 2 atau kolesterol tinggi mungkin bisa menjalani puasa untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan terkait. 2. Menurunkan tekanan darah Ketika berpuasa, tidak sedikit orang yang mengalami tekanan darah rendah, terutama selama minggu pertama puasa Ramadan. Tapi, bukan hanya manfaat puasa yang dapat menurunkan tekanan darah, juga asupan garam secara signifikan lebih rendah dan peningkatan kehilangan garam melalui urine. 3. Menurunkan gula darah Hanya dalam beberapa hari pertama menahan lapar dan haus, manfaat puasa dapat menurunkan kadar gula darah lebih dari 30%, ini merupakan hasil yang signifikan bagi siapa pun yang menderita hiperglikemia atau kadar gula dara tinggi. Penurunan gula darah biasanya membuat orang merasakan energi yang berkurang, namun kadar gula darah dalam tubuh harus tetap stabil saat menjalankan puasa. 4. Membantu membuang lemak Berpuasa atau makan makanan berlemak sehat membantu tubuh mengurangi lemak atau ketosis. Ketosis membantu tubuh membakar cadangan lemak. Lemak sentral berlebih yang tersimpan di sekitar organ, seperti hati dan ginjal, mengganggu fungsi organ tubuh. Puasa, terutama puasa intermiten (puasa beberapa waktu dalam satu hari) dapat membantu tubuh mencapai ketosis lebih cepat daripada pembatasan kalori. Satu penelitian menemukan bahwa manfaat puasa secara signifikan dapat meningkatkan metabolisme lemak pada tubuh manusia. 5. Meningkatkan kesehatan jantung Manfaat puasa bagi kesehatan ternyata dapat menyehatkan jantung Anda. Meskipun penelitian masih terbatas pada hewan, hasilnya bahwa puasa kemungkinan dapat meningkatkan kesehatan jantung. Para peneliti juga menemukan bahwa puasa intermiten meningkatkan kinerja otot jantung, mengurangi kerusakan akibat radikal bebas, dan meningkatkan pertumbuhan pembuluh darah di dalam jantung. 6. Bikin awet muda dan memperpanjang umur Penelitian puasa untuk memperpanjang umur dan menghambat penuaan sudah mantap pada hewan, tetapi pengujian pada manusia masih dalam masa penelitian. Komposisi darah yang lebih baik saja dapat mencegah penuaan dan kesehatan yang lebih baik. Manfaat puasa bagi kesehatan tidak hanya bikin awet muda, tampaknya juga bikin panjang umur. 7. Mengurangi peradangan Manfaat puasa terhadap kesehatan selanjutnya adalah kemampuannya mengurangi peradangan. Peradangan banyak penyebabnya, tetapi pola makan yang tidak sehat adalah sumber radikal bebas yang konsisten dan makanan yang menyebabkan peradangan. Gula rafinasi (gula yang dimurnikan), karbohidrat olahan, alkohol, susu, daging, dan makanan yang digoreng. Namun, tidak hanya bersumber dari makanan – reaksi metabolisme juga menghasilkan radikal bebas seperti superoksida dan hidrogen peroksida. Melewatkan sarapan saja dapat mencegah peradangan. Cara lain agar puasa mengurangi peradangan adalah melalui keseimbangan hormon yang lebih baik. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa kadar insulin yang lebih rendah dan sensitivitas insulin yang lebih baik dapat mengurangi stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas. 8. Meningkatkan regenerasi sel Seiring bertambahnya usia, sel-sel jahat dapat berkembang biak di seluruh tubuh tanpa pengawasan dan jaringan yang rusak ini turut berperan terhadap penyakit progresif. Manfaat puasa untuk kesehatan membuat tubuh mendaur ulang sel, suatu proses pencernaan sendiri pada tingkat sel yang disebut autophagy. Tapi Anda tidak hanya mencerna lemak untuk mengisi bahan bakar saat puasa. Tubuh juga menargetkan sel-sel yang rusak dan jaringan tua untuk mengoptimalkan sumber daya untuk bertahan hidup. Manfaat puasa terhadap kesehatan dapat meningkatkan kerusakan sel dan jaringan yang tidak berfungsi melalui perlindungan selektif, yang dapat melindungi jaringan sehat karena mereka merespons kondisi buruk seperti kelaparan atau puasa. 9. Melindungi otak Penelitian tentang penuaan dan fungsi otak telah meningkat secara substansial dalam dekade terakhir. Harapan hidup telah meningkat jauh melampaui apa yang pernah dianggap mungkin. Animo publik yang besar terhadap kesehatan otak di semua tahap kehidupan mencerminkan keinginan untuk awet muda, sehat, dan dengan kemampuan mental yang sehat. Kabar baiknya, manfaat berpuasa untuk kesehatan tampaknya secara spesifik membantu mekanisme perlindungan di otak Anda. 10. Mengurangi produksi protein berbahaya Ada banyak protein dan produk metabolisme yang menyebabkan peradangan, terutama di otak. Puasa dan membatasi kalori dapat menghambat produksi radikal bebas dan protein yang mengiritasi seperti sitokin inflamasi. Bukti-bukti menunjukkan bahwa ini juga dapat menghambat penuaan otak dan bahwa manfaat puasa dapat menurunkan produksi radikal bebas, dan melindungi Anda dari dampaknya. Yang menarik, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa tidak hanya kerusakan radikal bebas dan produksi sitokin inflamasi melambat, tetapi produksi sitokin pelindung meningkat saat berpuasa. 11. Mendorong respons stres yang sehat Stres ringan dan jarang ternaya baik untuk Anda. Ini tantangan untuk tubuh, dan Anda menjadi lebih kuat setelah melaluinya. Sedang, stres pendek pada otak memberikan hasil yang serupa. Manfaat puasa untuk kesehatan memberi sedikit tekanan pada otak. Stres ini menyebabkan serangkaian tindakan yang melindungi neuron dari kerusakan dan kematian pada hewan percobaan. 12. Membantu pemulihan cedera Anda akan berpikir bahwa puasa setelah cedera, terutama pada otak yang membutuhkan glukosa, akan membuat pemulihan menjadi lebih sulit. Tetapi yang sebaliknya tampaknya benar. Dalam penelitian terhadap hewan, puasa intermiten setelah mengalami cedera dapat meningkatkan fungsi otak dari stroke dan penyakit yang memengaruhi otak. Pada saat ini, mekanismenya belum dipahami, sehingga diperlukan investigasi lebih lanjut sebelum praktisi kesehatan dapat mulai merekomendasikan puasa intermiten untuk pemulihan. 13. Menyehatkan kulit Diet penting untuk penampilan kulit Anda, tetapi puasa juga dapat meningkatkan karakter kulit Anda. Gula darah tinggi mengubah struktur kolagen, melemahkan kekuatan dan ketahanannya. Karena berpuasa secara substansial menurunkan gula darah, Anda dapat menganggapnya sebagai bagian normal dari rutinitas perawatan kulit untuk memcegah penuaan. 14. Meningkatkan fungsi organ tubuh Manfaat berpuasa untuk kesehatan ini akan memberikan rangsangan terhadap seluruh sel, jaringan, dan organ tubuh. Efek rangsangan ini akan menghasilkan, memulihkan, dan meningkatkan fungsi organ sesuai fungsi fisiologisnya, misalnya panca indra menjadi lebih tajam. 15. Meningkatkan fungsi organ reproduksi Hal ini terkait dengan peremajaan sel-sel yang berpengaruh pada selsel urogenitalis dan alat-alat reproduksi lainnya. Hormon yang berkaitan dengan masalah perilaku seksual tidak hanya dihasilkan oleh organ indung telur (estrogen) dan testis (testosteron), tetapi juga oleh kelenjar hipofisis (kelenjar produsen hormon tertentu). 3. Metode Puasa Yang Efektif Turunkan Berat Badan cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan berat badan adalah dengan metode diet puasa makan atau puasa intermiten. Metode puasa ini dilakukan dengan mengikuti sejumlah aturan makan, lalu berpuasa di waktu tertentu. Berikut tiga metode puasa yang efektif menurunkan berat badan: a. Puasa hari alternatif (alternate day fasting) Metode ini dilakukan dengan cara sehari makan, dan sehari berpuasa. Pada saat tidak berpuasa, kalori makanan yang dikonsumsi adalah 500 kalori. "Triknya adalah memastikan Anda tetap makan sehat pada hari-hari ketika Anda tidak berpuasa," kata ahli gizi Heather Hanks, kepada Eat This. b. 5:2 Metode diet puasa 5:2 dilakukan dengan cara makan selama lima hari dalam seminggu dan dua hari lainnya berpuasa. Misalnya, Anda bisa berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Studi menunjukkan metode ini efektif menurunkan berat badan, mengurangi lemak tubuh, dan meningkatkan metabolisme. c. Makan dengan batasan waktu Metode puasa ini dilakukan dengan mengonsumsi makanan pada jam tertentu, sedangkan pada jam lainnya mesti berpuasa. Biasanya makan hanay diperbolehkan pada kurun waktu 4-10 jam sehari. Misalnya hanya boleh makan pada pukul 8 pagi hingga 6 sore. Di luar itu harus berpuasa. "Jika dilakukan dengan benar dengan puasa semalaman setiap hari antara 12-14 jam, maka manfaatnya bisa diperoleh dalam jangka panjang tanpa efek samping yang minimal," kata ahli diet Shadi Vahdat. 4. Hubungan Puasa Dengan Hipertensi Puasa bagi kesehatan penderita hipertensi adalah dapat mengontrol tekanan darah dalam tubuh. Pasalnya, puasa mengharuskan penderita hipertensi untuk mengatur pola makannya sebaik mungkin sehingga turut mencegah terjadinya lonjakan tekanan darah dalam tubuh. Manfaat Puasa bagi Penderita Hipertensi Hipertensi adalah masalah kesehatan yang ditandai dengan tingginya tekanan darah di dalam tubuh. Penderita hipertensi dianjurkan untuk menjaga pola makannya guna menjaga tekanan darah tetap stabil. Bila tidak mengalami komplikasi serius, penderita hipertensi dapat menjaga pola makannya dengan berpuasa. Bahkan, puasa juga turut memberikan berbagai macam manfaat bagi penderita hipertensi, seperti: a. Mengontrol Tekanan Darah Manfaat puasa bagi penderita hipertensi yang pertama adalah mampu mengontrol tekanan darah di dalam tubuh. Pasalnya, perubahan pola makan dan tidur selama berpuasa turut memengaruhi saraf simpatik serta hormon antidiuretik yang mampu menurunkan tekanan darah di dalam tubuh. b. Menjaga Kadar Kolesterol Normal dalam Tubuh Puasa diketahui mampu menurunkan atau menjaga kadar kolesterol normal di dalam tubuh. Kondisi ini turut memberikan manfaat bagi penderita hipertensi karena dapat mencegah terjadinya penumpukan kolesterol pada pembuluh darah yang memicu peningkatan tekanan darah serta penyumbatan pembuluh darah. Sehingga, manfaat puasa bagi penderita hipertensi ini juga mampu mengurangi risiko penyakit jantung hingga stroke. c. Jaga Berat Badan Ideal Salah satu manfaat puasa bagi penderita hipertensi yang sayang dilewatkan adalah mampu menjaga berat badan ideal. Perubahan pola makan selama berpuasa dapat mengontrol asupan kalori tubuh sehingga mencegah terjadinya obesitas. Pasalnya, penderita hipertensi yang mengalami obesitas cenderung lebih sulit untuk mengontrol tekanan darah di dalam tubuh. d. Optimalkan Proses Detoksifikasi Asupan kalori yang terbatas selama berpuasa turut mengoptimalkan fungsi organ hati untuk membuang racun dari dalam tubuh. Alhasil, kondisi tersebut mampu melancarkan aliran darah sehingga tekanan darah lebih terjaga. B. Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenanrnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa di sertai dengan gejala lebih dahulu (Sustrani dan Alam,2004). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui. Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh kesimpilan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah menjadi naik yaitu tekanan darah sistolik ≥ 140mm/Hg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90mmhg karena gangguan dari pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya 2. Patofisiologi Hipertensi Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiostensin II dari angiostensin I oleh Angiostensin I Converting Enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiostensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, renin(diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiostensin I. oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiostensin I diubah manjadi angiostensin II. Angiostensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolaritasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume tekanan darah. Patogenesis dari hipertensi esensial merupakan multifaktorial dan sangat komplek. Faktor-faktor tersebut merubah fungsi tekanan darah terhadap perfusi jaringan yang adekuat meliputi mediator hormon, latihan vaskuler, volume sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas darah, curah jantung, elastisitas pembuluh darah dan stimulasi neural.Patogenesis hipertensi esensial dapat dipicu oleh beberapa faktor meliputi faktor genetik, asupan garam dalam diet, tingkat stress dapat berinteraksi untuk memunculkan gejala hipertensi (Yogiantoro, 2006). Gejala-gejala hipertensi antara lain sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban kerja, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil terutama di malam hari telinga bordering (tinnitus) dan dunia terasa berputar (Sustrani, 2004). 3. Penyebab Hipertensi Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu Hipertensi primer dan Hipertensi sekunder (Lewis dkk, 2014). a. Hipertensi primer (essensial atau idiopatik) merupakan peningkatan tekanan darah tanpa diketahui penyebabnya dan berjumlah 90 %-95% dari semua kasus Hipertensi meskipun hipertensi primer tidak diketahui penyebanya, namun beberapa faktor yang berkontribusi meliputi peningkatan aktivitas Symphatetik Nervous system (SNS), produksi sodium-retaining hormones berlebihan dan vasokontriksi, peningkatan masukan natrium, berat badan berlebihan, Diabetes Mellitus dan konsumsi alkohol berlebihan. b. Hipertensi sekunder merupakan peningkatan tekanan darah dengan penyebab yang spesifik dan biasanya dapat diidentifiksi. Hipertensi sekunder diderita oleh 10-55% dari semua penderita hipertensi orang dewasa, Ignativicus. Workman & Winkelman (2016) menyatakan bahwa penyebab hipertensi sekunder meliputi penyakit ginjal, aldosteronisme prime,pheochromacytom,cushing’s koartasio aorta (penyempitan pada aorta) tumor otak, ensefalitis kehamilan dan obat (estrogen misalnya kontrasepsi oral, glukokortikoid, mineralkortikoid, simpatomietik. 4. Klasifikasi Hipertensi a. Klasifikasi menurut Joint National Commite 8. Table 1. klasifikasi menurut JNC (Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluatin, and Treatment og High Blood Pressure) untuk usia ≥18 tahun. Klasifikasi Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolig (mmHg) Normal < 120 < 80 Pre Hipertensi 120-139 80-89 Stadium I 140-159 90-99 Stadium II ≥ 160 ≥ 100 (sumber: James, et al, 2014). Data terbaru menunjukan bahwa nilai tekanan darah yang sebelumnya dipertimbangkan normal ternyata menyebabkan peningkatan resiko komplikasi kardiovaskuler. Data ini mendorong pembuatan klasifikasi baru yang disebut pra hipertensi (sani, 2008). b. Klasifikasi menurut WHO ( World Health Organization ) WHO dan International Society Of Hypertension Working Group (ISHWG) telah mengelompokkan hipertensi dalam klasifikasi optimal, normal, normaltinggi, hipertensi ringan, hipertensi sedang dan hipertensi berat (sani,2008) Table 2. klasifikasi hipertensi menurut WHO-ISH 2003. Kategori Tekanan Darah Sistol (mmHg) Tekanan Darah Diastol (mmHg) Optimal Normal <120 <130 <80 <85 Normal-Tinggi 130-139 85-89 Tingkat 1 (hipertensi ringan) Sub-group : perbatasan 140-159 140-149 90-99 90-94 Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109 Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥180 ≥110 Hipertensi sistol terisolasi (isolated systolic hypertension) Sub-group : perbatasan ≥140 140-149 ≥90 ≥90 (sumber: Sani, 2008). 5. Kerangka Konsep Penelitian ini digunakan dengan menggunakan variable bebas (indenpendent) yaitu puasa dan variable terikat (dependent) yaitu penurunan tekanan darah. Kerangka konsep pada penelitian ini yaitu : Keterangan : : Variabel Independen : Variabel Dependen : Hubungan puasa status 6. Definisi Operasional No. Variable Definisi Operasional Skala 1. Status Hipertensi Status Hipertensi adalah Suatu kondisi dimana tekanan darah responden yang ditunjukkan melalui besarnya angka sistoliknya melebihi 120 mmHg. Tekanan darah diukur dengan alat sphygmomanometer atau tensi meter. Kategori status hipertensi : 1. Normal jika tekanan darah sistolik ≤120 mmHg 2.Hipertensi jika tekanan darah sistolik >120 mmHg (JNC VII, 2003) Ordinal 2.. Puasa Puasa adalah tindakan sukarela yang dilakukan dengan menahan nafsu makan, minum dan segala hal yang bisa membatalkannya dalam periode waktu tertentu. Kegiatan ini umumnya dilakukan sebagai bagian dari ibadah keagamaan atau alasan kesehatan bagi tubuh. Ordinal 7. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh puasa terhadap penurunan tekanan darah pada lansia terhadap hipertensi di Desa Bumi Bahari” BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Bumi Bahari, Kec. Popayato, Kab. Pohuwato b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari awal april dengan membuat perencanaan terlebih dahulu hingga akhir melakukan penelitian. B. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan crosssectional. C. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat Desa Bumi Bahari Kec. Popayato yang berusia 40-60 tahun. b. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi dengan kriteria inklusi: a. Berumur 40 - 60 tahun. b. Sukarela menjadi sampel dan bersedia di teliti c. Pengambilan sampel dilakukan secara non probability dengan cara kemudahan atau accidental sehingga jumlah sampel adalah 10 orang D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 1. Jenis data Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data primer yang dikumpulkan langsung dari objek penelitian, sedangkan data sekunder diperoleh dengan mencatat data-data Ibu/bapak yang akan diukur. 2. Cara pengumpulan data a. Sebelum Penelitian Langkah-langkah Pengumpulan Data Pada Pengidap Hipertensi 1) Bertanya sekaligus meminta izin kepada pihak Pustu unuk melakukan penelitian pada Pengidap Hipertensi 2) Stelah mendapatkan izin dari pihak Pustu kemudian berjkunjung ke rumah warga 3) Meminta izin kepada ibu/bapak yang ada di wilayah tempat penelitian agar bersedia menjadi bagian dari sampel dalam penelitian sebelumnya diberitahukan dahulu apa manfaat dan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan. 4) Menentukan sampel sesuai dengan kriteria yang sebelumnya telah ditetapkan. 5) Untuk pengumpulan data sampel penelitian mendatangi rumah warga secara satu per satu. b. Saat Penelitian Pada saat penelitian, peneliti dibantu oleh Bidan untuk mengukur Tekanan Darah. Sebelum dilakukan pengumpulan data, Bidan terlebih dahulu diberi pengarahan tentang penelitian. Adapun datadata yang dikumpulkan berhubungan dengan penelitian yang meliputi : 1. Data Primer a. Data Pola Makan Data pola makan diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara dengan metode FFQ (Food Frequency Questionaire). Langkah- langkah dalam metode Food Frequency Questionaire dalam Surajuddin, 2014 adalah : 1) Pertama kali melakukan perkenalan kepada responden, menyampaikan tujuan dan minta kesediaan responden untuk berpartisipasi. 2) Mulai wawancara dengan menanyakan setiap makanan dalam daftar FFQ meliputi bahan makanan dan frekuensi konsumsi 3) Pada kotak frekuensi, responden diminta untuk memilih seberapa sering mereka mengonsumsi item bahan makanan tersebut. b. Pengukuran Tekanan Darah Data tekanan darah dikumpulkan dengan cara pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat bantu Tensi Meter yang dilakukan oleh Peneliti Sendiri. Langkah-langkah pengukuran tekanan darah adalah sebagai berikut: 1) Letakan manset disekitar lengan atas dengan tepi bawah manset berjarak sekitar satu inci diatas fosa antecubital. Dengan lembut tempatkan stetoskop diatas arteribrakialis tepat dibawah tepi manset. 2) Pompa atau kembangkan maanset dengan cepat namun teratursampi tekanan 180 mmHg (dewasa). 3) Turunkan tekanan udara pada manset secara perlahan dengan membuka katup pada pompa. Kecepatan penurunan tekanan adalah sekitar 3mm/detik. 4) Tetap dengarkan dengan stetoskop. Suara detak (Korotkoff) pertama adalah tekanan sistolik pasien. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang dikumpulkan berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh peneliti di Desa Bumi Bahari. Meliputi gambaran umum lokasi dan data penduduk di Desa Bumi Bahari Kec. Popayato Kab. Pohuwato. E. Pengolahan dan Analisis Data 1. PengolahanData Data yang sudah dikumpulkan melalui form pengumpulan data kemudian diolah secara manual. Adapun data yang akan diolah meliputi: a. Data Puasa Dikumpulkan dengan metode FFQ dengan memberi skor setiap jawaban yaitu: 1) Jika >3/hari diberi nilai skor 50, 1x/hari diberi nilai skor 25, 3- 6x/minggu diberi nilai skor 15, 1-2x/minggu diberinilai skor 10, 2x/bulan diberinilai skor 5, dan tidak pernah diberi nilai skor 0 . 2) Menjumlahkan skor 3) Mencari rata-rata dengan cara : Jumlah Skor ──────────── Jumlah Puasa (29) 4) Dan kemudian puasa dikategorikan berdasarkan Tidak Baik, jika jumlah rata – rata skor 15 - 50 dan Baik, jika jumlah rata-rata skor 0–14. b. Status Hipertensi Hasil pemeriksaan tekanan darah diukur dengan menggunakan alat Sfigmomanometer atau tensi meter dan di entri ke program computer yaitu SPSS. Langkah - langkah mengolah status hipertensi : 1. Mengukur tekanan darah 2. Entri data 3. Dengan mengkategorikan status hipertensi yaitu tekanan darah berdasarkan sistolik : a. Normal jika tekanan darah sistolik ≤120 mmHg b. Hipertensi jika tekanan darah sistolik >120 mmHg (JNC VII, 2003) 2. Analisa Data a. AnalisaUnivariat Untuk menggambarkan masing-masing variabel yang disajikan dalam distribusi frekuensi dan dianalisis berdasarkan presentase. b. Analisis Bivariat Untuk melihat Hubungan variable bebas dan terikat, karena data berskala Ordinal, maka digunakan uji Chi-Square. Pengambilan Keputusan berdasarkan probabilitas (p) jika p < 0,05 maka ho ditolak artinya ada Hubungan Pola Makan dengan Status Hipertensi pada orang dewasa usia 40-60 tahun di Desa Paniaran Kecamatan Siborongborong. DAFTAR PUSTAKA 
  •  Dwi Garnis Prabangesti 2021 Unniversitas Muhammadiyah Kudus Faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi  Asmita. D. Nababan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Hubungan puasa dengan status hipertensi  Apriyani Puji Hastuti, M.Kep 2019 Hipertensi diakses tanggal 06 april pukul 15.45

Posting Komentar

0 Komentar