HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI DESA MOLINGKAPOT KEC. KWANDANG KAB. GORONTALO UTARA



BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil, karena dilihat dari sisi angka harapan hidup telah meningkat. Namun di sisi lain dengan meningkatnya angka harapan hidup ini membawa beban bagi masyarakat, karena populasi penduduk usia lanjut meningkat. Kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan lanjut usia untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Oleh karena ini berbagai upaya dilaksanakan untuk mewujudkan masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna dan produktif untuk lansia. Menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia disebutkan bahwa Posyandu Lansia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintahan dan non pemerintahan, swasta dan organisasi social dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Namun pada kenyataanya hanya sedikit lansia yang berkunjung ke posyandu lansia untuk dipantau kesehatannya. Hal ini kemungkinan disebabkan karena rendahnya pengetahuan tentang posyandu lansia dan rendahnya kunjungan lansia. Diprediksi 23 penduduk Lansia di dunia tinggal di Asia dan Oceania (WHO, dalam buku Yayasan Gerontologi Abiyoso, 2009: 5). Peningkatan penuaan jumlah penduduk lansia terjadi di berbagai negara. Peningkatan di negara maju relatif lebih cepat dibandingkan dengan di negara-negara berkembang, namun secara absolut jumlah penduduk Lansia di negara-negara berkembang jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan negara - negara maju. Makin tua seseorang makin turun dan berkurang daya tahan fisiknya. Kondisi yang demikian itu semakin payah dengan semakin tambah tuanya usia, dan semakin rentannya tubuh. Sehingga aktivitas sehari-hari (activity of daily living / ADL) hampir-hampir tidak tersentuh. Meskipun rata-rata fungsi fisik dan kesehatan fisik Lansia adalah baik, namun beberapa jenis penyakit tertentu akan muncul dan menyerang Lansia. Populasi lansia semakin meningkat maka pemerintah harus meningkatkan mutu pelayanan dan sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam upaya memberikan konseling atau penyuluhan sehingga masyarakat bersedia untuk mengunjungi posyandu pada saat pelayanan. Indonesia telah memasuki era penduduk berstruktur tua (Era of Aging Population) pada tahun 2000 dengan proporsi Lansia mencapai 7,5 ± 7,18%. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1980 (dalam Buku Pedoman Puskesmas 16 Santun Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan, 2003: 5) menyatakan bahwa angka kesakitan pada usia 55 tahun ke atas adalah 25,7%, pada SKRT 1986 menurun menjadi 15,1%, sedangkan hasil SKRT 1995, angka kesakitan pada usia 45-59 tahun sebesar 11,6% dan angka kesakitan pada usia diatas 60 tahun sebesar 9,2%. Prevalensi anemia pada usia 55- 64 tahun sebesar 51,5% dan pada usia lebih dari 65 tahun sebesar 57,9%. Dalam kurun waktu 10 tahun (1976-1986) penyakit jantung dan pembuluh darah berkembang menjadi penyebab ketiga dari kematian umum, dengan prevalensi dari 1,1 per 1000 penduduk pada tahun 1976 menjadi 5,9 per 1000 penduduk pada tahun 1986. Selain itu, permasalahan lain yang sering muncul adalah : (a) rasio ketergantungan antara penduduk tua dengan penduduk usia produktif (15-59 tahun) semakin meningkat, (b) sebanyak 49,5% Lansia mengalami masalah kesehatan yang signifikan, (c) sebanyak 15% Lansia terlantar, dan (d) sebagian Lansia menjadi korban kekerasan. Di samping permasalahan tersebut di mana menurut data yang saya temui di Desa Molingkapoto dengan jumlah lansia sebanyak 23 orang, Pengunjung laki – laki sebanyak 15 orang dan perempuan berjumlah 8 orang. Dengan masing – masing penyakit yang berbeda. Namun,penyakit yang paling banyak di derita oleh lansia yang berada di desa molingkapoto yaitu penyakit hipertensi. Tujuan umum pembentukan posyandu lansia ini untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia di desa molingkapoto. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Posyandu lansia memiliki peran penting untuk menjaga kualitas hidup lansia di masyarakat selain memeberikan pelayanan kesehatan, unit pelayanan terkecil ini juga akan memfasilitasi berbagai kegiatan non – medis agar lansia memiliki wadah untuk berkarya dan berkegiatan. Manfaat posyandu dalam hal ini untuk meningkatkan pengetahuan lansia menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat meningkatkan motivasi untuk selalu mengikuti posyandu lansia agar menghasilkan pribadi yang lebih percaya diri dan mengurangi kepikunan dini. Adapun kegiatan – kegiatan lansia berupa senam lanjut usia agar dapat meningkatkan otot dan sendi. Di posyandu juga melakukan penyuluhan kesehatan yang berguna sebagai pengetahuan dalam berbagai penyakit serta memberikan informasi tentang bagaimana cara pencegahan dan pertolongan pertama pada penayakit khususnya penyakit Hipertensi. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Di Desa Molingkapoto Kec.Kwandang Kab. Gorontalo Utara”. 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, masalah yang ditemukan, maka dapat dirumuskan masalah yaitu apakah ada “ Hubungan Pengetahuan lansia dengan kunjungan lansia ke posyandu di desa molingkapoto,Kec.Kwandang,Kab.Gorontalo Utara.” 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Untuk menganalisis pengetahuan lansia terhadap posyandu lansia 1.4.2 Untuk menganalisis keaktifan kunjungan lansia di posyandu lansia 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang harus diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.5.1 Secara Teoritis Penelitian ini berguna bagi peneliti untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang hubungan pengetahuan dengan kunjungan lansia ke posyandu Serta menambah reverensi masyarakat dalam memahami permasalahan seputar puskesmas. 1.5.2 Secara Praktis 1. Bagi Posyandu Meningkatkan mutu pelayanan dan sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam upaya memberikan konseling atau penyuluhan sehingga masyarakat bersedia untuk mengunjungi posyandu pada saat pelayanan. 2. Bagi Peneliti selanjutnya Dapat digunakan untuk masukan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya serta menambah informasi tentang segala hal yang berhubungan dengan posyandu tersebut. 3. Bagi Lansia Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi lansia terhadap kunjungan di posyandu sehingga lansia berperan aktif dalam kehadiran tersebut yang akan menjadikan lansia sehat dengan optimal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Lansia 2.1.1 Lansia Individu yang berusia lanjut atau yang sering disebut lansia adalah individu yang mengalami proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang dideritanya. Memasuki usia tua banyak mengalami kemunduran misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit menjadi keriput karena berkurangnya bantalan lemak, rambut memutih, pendengaran berkurang, penglihatan memburuk, gigi mulai ompong, aktivitas menjadi lambat, nafsu makan berkurang dan kondisi tubuh yang banyak mengalami kemunduran pada tubuh. Penurunan memori pada lansia sangat sering terjadi. Hal ini disebabkan karena adanya perlambatan pada bagian otak tertentu dan respon dari tubuh yang menjadi lambat. Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti temukan di mana lansia yang berada di Desa Molingkapoto, Kec.Kwandang,Kab.Gorontalo Utara dengan rata – rata usia 63 tahun sudah mulai mengalami nyeri sendi,nafsu makan berkurang dan mengalami penurunan memori daya ingat. a. Klasifikasi Lansia Menurut sumedi dalam sulaiman (2018) usia lanjut di bagi menjadi empat kriteria berikut : 1) Usia pertengahan (middle age) ialah antara 45-59 tahun 2) Usia lanjut (elderly) ialah antara 60-74 tahun 3) Usia lanjut tua (old) ialah antaraa 75-90 tahun 4) Usia sangat tua (very old) ialah diatas 90 tahun b. Jenis – jenis Lansia Adapun tipe-tipe lansia yang bergantung pada pengalaman hidup, karakter, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan ekonominya (Maryam dkk, 2008 dalam sulaiman 2018). Tipe tersebut di jabarkan sebagai berikut : 1) Arif Bijaksana Pada tipe ini lansia mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan 2) Mandiri Pada tipe ini lansia mampu memiliki kegiatan yang lain yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan. 3) Tidak Puas Pada tipe ini lansia menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik, dan banyak menuntut. 4) Pasrah Pada tipe ini lansia lebih berserah diri menerima kondisinya, melakukan ibadah, dan melakukan pekerjaan apa saja. 5) Bingung Dalam tipe tipe ini lansia lebih sering kaget, takut akan kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal dan pasif 2.1.2 Konsep Posyandu Lansia 2.1.3 Posyandu Lansia Sunaryo dalam sulaiman (2018) mengatakan bahwa posyandu lansia ialah suatu wadah yang dibentuk oleh masyarakat untuk pemberian pelayanan pada usia lanjut. Wadah ini di kembangkan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraanya melalui program kegiatan dari Puskemas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat, dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya. Posyandu lansia merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang di jalankan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapai masyarakat yang sehat dan sejahtera. 2.1.4 Tujuan Posyandu Lansia Budiman,dalam sulaiman (2018) mengatakan tujuan pokok dari posyandu lansia ialah : 1) Memperlambat angka kematian kelompok masyarakat lansia 2) Meningkatkan pelayanan kesehatan kelompok masyarakat lansia 3) Menambah kekuatan kelompok masyarakat lansia dalam pengembangkan kegiatan kesehatan dari kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan hidup sehat. 4) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada penduduk berdasarkan letak geografis, menambah pendekatan dan pemerataan pelayan kesehatan pada kelompok masyarakat lansia dalam usaha. 5) Menambah bimbingan dan pembinaan dalam ikut serta serta kelompok masyarakat lansia dalam rangka ahli teknologi untuk mengelolah usaha-usaha kesehatan masyarakat. 2.1.5 Manfaat Posyandu Lansia Budiman, dalam sulaiman (2018) mengatakan manfaat dari posyandu lansia ialah : 1) Kesehatan fisik lansia dapat dipertahankan tetap bugar 2) Kesehatan rekreasi dapat terpelihara 3) Dapat menyalurkan minat dan bakat untuk mengisi waktu luang 2.2.4 Bentuk Pelayanan Dalam Posyandu Lansia Dalam pelayanan kesehatan yang diberikan kepada lanjut usia di posyandu lansia berupa pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan kesehatan meliputi kegiatan dasar seperti berikut : 1. Melakukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta perhitungan denyut nadi. 2. Melakukan pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus). 3. Melakukan pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran berat badan dan dicatat pada grafik indeks massa tubuh (IMT). 4. Pelaksanaan penyuluhan kesehatan. 2.1.6 Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia Pelayanan yang diselenggarakan dalam Posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggaran. Ada yang menyelenggarakan Posyandu lansia sistem 5 (lima) meja seperti Posyandu balita, ada juga yang hanya menggunakan sistem 3 (tiga) meja, dengan kegiatan seperti berikut : 1) Meja I : Pendaftaran lansia, pengukuran, dan penimbangan berat badan dan tinggi badan 2) Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini. 3) Meja III : Melakukan kegiatan penyuluhan konseling, di sini juga biasa dilakukan pelayanan pojok gizi. 2.1.7 Kunjungan Lansia Kunjungan adalah hal atau perbuatan berkunjung ke suatu tempat dengan tujuan tertentu. Jadi, kunjungan lansia ke Posyandu lansia lansia diartikan sebagai perilaku lansia mengunjungi Posyandu lansia dengan tujuan mendapatkan pelayanan kesehatan (Hasan dkk dalam sulaiman 2018) Faktor – faktor yang berhubung dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia antara lain : 1) Pengetahuan yang rendah tentang manfaat posyandu lansia Pengetahuan lansia akan manfaat Posyandu lansia dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan Posyandu lansia.Dalam hal ini lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan Posbindu 2) Jarak rumah dengan lokasi posyandu lansia yang jauh Kemudahan dalam menjangkau lokasi Posyandu lansia ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi Posyandu lansia tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu lansia . 3) Kurangnya dukungan keluarga Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu lansia . Keluarga dapat menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke Posyandu lansia mengingatkan lansia jika lupa jadwal kegiatan Posyandu lansia, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia. 2.2 Kerangka Teori Penelitian Kerangka teori adalah kesimpulan dari tinjauan pustaka yang berisi tentang konsepkonsep teori yang digunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Sumber,Sulaiman (2018) Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian individu yang berusia lanjut atau yang sering disebut lansia adalah individu yang mengalami proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang dideritanya. KLASIFIKASI LANSIA (WHO) 1. Usia pertengahan antara 45 sampai 59 tahun 2. Usia lanjut antara 60 sampai 74 tahun 3. Usia lanjut tua antara 75 sampai 90 tahuN 4. Usia sangat tua antara di atas 90 tahun Sunaryo dalam sulaiman (2018) 1. Pengertian Posyandu lansia 2. Tujuan Posyandu lansia 3. Manfaat Posyandu lansia 4. Bentuk kegiatan dalam Posyandu lansia 5. Mekanisme pelayanan Posyandu lansia Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia. 1. Pengetahuan (Pendidikan, Pekerjaan, Umur, Lingkungan, Sosial budaya). 2. Dukungan keluarga 3. Jarak rumah ke Posyandu lansia 4. Sikap yang kurang 2.3 Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian ialah suatu uraian dan visualisasi hubungan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasi suatu pengertian. Agar dapat diamati dan dapat diukur, konsep tersebut dijabarkan kedalam variabel-variabel. Dari variabel itulah konsep dapat diamati dan diukur. Independen D Dependen Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Lansia Pengetahuan Lansia : 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang Dukungan Keluarga : 1. Mendukung 2. Tidak Mendukung Jarak dari rumah ke posyandu : 1. Dekat 2. Sedang 3. Jauh Kunjungan Lansia : 1. Aktif 2. Tidak Aktif 2.4 Hipotesis Berdasarkan kerangka konsep di atas maka hipotesis/pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Faktor penegetahuan H0 : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia Desa Molingkapoto,Kec.Kwandang, Kab.Gorontalo Utara H1 : Ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan lansia ke Posyandu lansia Desa Molingkapoto, Kec.Kwandang, Kab.Gorontalo Utara. 2. Faktor Dukungan Keluarga H0 : Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke Posyandu lansia Desa Molingkapoto,Kec.Kwandang,Kab.Gorontalo Utara. H1 : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke Posyandu lansia Desa Molingkapoto,Kec.Kwandang,Kab.Gorontalo Utara.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cros sectional. Peneliti menganalisa hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan lansia dengan variabel terikat yaitu motivasi lansia dalam melakukan kunjungan ke posyandu lansia. Pengumpulan data dilakukan sesaat dengan menggunakan data primer. 3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian ini di lakukan di posyandu Lansia Desa Molingkapoto, Kec.Kwandang, Kab.Gorontalo Utara pada 26 April 2023. 3.3 Variabel Penelitian Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus penelitian untuk diamati, Adapun dalam penelitian ini, variabel peneliti terdiri dari dua jenis yaitu : 3.3.1 Variabel Independent Variabel independent atau variabel bebas adalah suatu variabel yang mempengaruhi variabel yang lain (Imron dan Munif,dalam Ekafatmawati 2016). Dalam penelitian ini variabel independent tingkat pengetahuan lansia di desa molingkapoto. 3.3.2 Variabel Dependent Variabel Dependent atau variabel terikat yaitu variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh dari variabel lain (imron dan Munif,dalam Ekafatmawati 2016). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kunjungan lansia ke posyandu di Desa Molingkapoto. 3.4 Definisi Operasional Operasional variabel adalah mengidentifikasi variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang di amati, kemungkinan peneliti untuk melakukan observasi atau pengykuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional di tentukan berdasarkan parameter yang di sajikan ukuran dalam penelitian.sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat di ukur dan di temukan karakteristiknya. 3.5 Populasi Dan Sampel 3.5.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,dalam Ekafatmawati 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga umur ≥ 50 tahun di Desa Molingakpoto kecamatan kwandang kabupaten gorontalo utara berjumlah 86 lansia. 3.5.2 Sampel Sampel pada penelitian ini di peroleh dengan cara total sampling. Sampel penelitian ini di ambil dari lansia berumur ≥50 tahun yang telah terdaftar di 1 posyandu yang berada pada 4 dusun di wilayah kerja puskesmas molingkapoto dengan kriteria hasil : a. Kriteria Inklusi : 1) Lansia yang berumur lebih dari 50 tahun yang terdaftar di 1 Posyandu lansia di 4 dusun di wilayah kerja Puskesmas molingkapoto. 2) Bersedia jadi responden. b. Kriteria Eksklusif 1) Lansia yang mengalami demensia berat. 2) Lansia yang menderita penyakit berat. 3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Instrumen pengumpulan data Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Untuk pengumpulan data peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa pertanyaan atau angket yang dibuat peneliti dengan mengacu pada teori dan konsep. Isi angket berisi data pengetahuan tentang tingkat pengetahuan lansia dan kunjungan lansia dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk closed ended. Kuesiner yang dibuat untuk mengukur pengetahuan tentang pegetahuan dan kunjungan posyandu lansia sejumlah 10 pertanyaan. Waktu yang diperlukan untuk pengisian angket diperkirakan 15-20 menit. 3.7 Teknik Analisa Data 3.7.1 Langkah – langkah Analisa Data 1. Editing Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut. Apabila ada yang kurang jelas diperbaiki kalau masih ada yang belum sesuai pertanyaan dikembalikan kepada responden untuk klasifikasi dan jika tidak memungkinkan data yang tidak lengkap tidak diolah atau dimasukkan dalam pengolahan “data missing” (Notoatmodjo, 2012). 2. Coding Memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah diklasifikasikan (Imron dan Munif, 2010). Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data (data entry) (Notoatmodjo,2012). Pada penelitian pemberian kode diberikan pada : 1. Jenis Kelamin a. Laki – laki : L b. Perempuan : P 2. Pekerjaan a. Ibu rumah tangga : 1 b. Swasta : 2 c. Wirausaha : 3 d. PNS : 4 3. Usia a. 60 – 65 : 1 b. 66 – 70 : 2 c. 71 – 74 : 3 4. Pendidikan a. SD : 1 b. SMP : 2 c. SMA : 3 d. PT : 4 5. Pernah mendapatkan pengetahuan sebelumnya tentang posyandu lansia a. Y : Ya b. T : Tidak 3. Tabulating a. Skoring Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor, dan memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor (Arikunto, 2006). Pengolahan data dilakukan dengan memberikan penilaian pada jawaban responden mengenai tingkat pengetahuan dengan kunjunganlansia. 1. Untuk pertanyaan positif di berikan nilai : a. Benar : 1 b. Salah : 0 2. Untuk pertanyaan negatif di berikan nilai : a. Benar : 1 b. Salah : 0 3.7.2 Analisa Data Aanalisa data yang di lakukan untuk menilai pengetahuan dengan kunjungan lansia ke posyandu di desa molingkapoto menggunakan uji korelasi sperman rank, yaitu suatu analisa data yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Analisa data suatu penelitian, biasanya melalui prosedur bertahap, yaitu: 1. Aanalisa Univariate Teknik ini digunakan dalam setiap variabel hasil dari penelitian untuk menjelaskan dan mendeskripsikan masingmasing variabel (Imron & Munif, 2010). Dalam hal ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel hubungan pengetahuan dengan kunjungan lansia ke posyandu . 2. Analisa bivariate Analisis ini digunakan untuk melihat apakah ada hubungan antar variabel (Imron & Munif, 2010). Dalam penelitian ini peneliti ingin menganalisis hubungan pengetahuan dengan kunjungan lansia ke posyandu. analisis yang digunakan untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut adalah spearman rank dengan taraf signifikan (α) 0,5% atau tingkat kepercayaan 95% (Sugiyono, 2006).Analisis data ini akan dilakukan melalui proses komputerisasi dengan bantuan SPSS for Windows versi 3.8 Etika penelitian Dalam melakukan penelitian peneliti perlu mendapat adanya rekomendasi dari institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada institusi atau lembaga terkait tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan dari instansi terkait barulah peneliti melakukan penelitian dengan etika yang meliputi 1. Lembar Persetujuan Responden (Informent Consen) Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada responden, dengan terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Jika responden bersedia maka diberi lembar permohonan menjadi responden dan lembar persetujuan yang harus ditandatangani. Tetapi jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap akan menghormati hak-haknya. 2. Tanpa Nama (Anonymity) Untuk menjaga kerahasiaan informasi dari responden peneliti tidak akan mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, tetapi dengan memberikan nomor kode pada masing-masing lembar yang dilakukan oleh peneliti sebelum lembar pengumpulan data diberikan kepada responden. 3. Kerahasiaan (Confidentiality) Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti dengan cara bahwa informasi tersebut hanya akan diketahui oleh peneliti dan pembimbing atas persetujuan pembimbing dan hanya kelompok data tertentu yang disajikan sebagai hasil penelitian. 3.9 Devinisi Operasioanl Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala Skoring Hubungan pengetahuan dengan kunjungan lansia ke posyandu di Desa molingkapoto Kecamatan kwandang Segala sesuatu yang diketahui lansia mengenai posyandu tentang pelaksanaan posyandu dan kegiatankegi atan posyandu lansia 1) Mengetahui pengertian posyandu lansia 2) Mengetahui manfaat posyandu lansia 3) Mengetahui tujuan posyandu lansia 4) Sasaran pada posyandu lansia 5) Mengetahui mekanisme pelayanan di posyandu lansia 6) Mengetahui kegiatan kesehatan di posyandu lansia Kuisoner Interal Untuk jawaban Benar : Salah :

DAFTAR PUSTAKA

Abas F.R (2018) Faktor Yang Memperngaruhi Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia Di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo Andarmayo, S. (2020). Keperawatan Keluarga: Konsep Teori, Proses dan Praktek keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Suryaningtyas. (2018). Hubungan Tingkat Kepatuhan Dan Keteraturan Kunjungan Di Posyandu Lansia Kelurahan Cangkrep Lor Kabupaten Purwokerto. Universitas Sebelas Maret. Surakarta Ramadhany R. (2019). Hubungan Pengetahuan Tentang Posyandu Lansia Dengan Jumlah Kunjungan Lansia Di Posyandu Kelurahan Kedung Kandang Kota Malang. Politeknik Kesehataan RS. Dr. Soepraoen Malang. Malang. Sulaiman. (2018). Hubungan Antara Pengetahuan, Dukungan Keluarga Dan Jarak Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Anggur Handil Terusan Kecamatan Anggana Kabupate Kutai Kartanegara. Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur. Kalimantan

Posting Komentar

0 Komentar