Ibrahim Paneo.com
A. KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL
1. Pengertian Kebutuhan Psikososial Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan sistem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif . Sebagai contoh: seseorang yang sakit dan dirawat di rumah sakit, walaupun dalam keadaan sakit, dia tetap masih berhubungan dengan sesama klien yang dirawat, dan tetap juga menyesuaikan diri terhadap lingkungan rumah sakit yang baru, sehingga dalam proses penyembuhan dia tidak hanya sembuh dari penyakitnya tetapi juga bisa mendapatkan kawan baru yang baik yang dapat mendukungnya untuk mencapai kesembuhan tersebut di samping keluarganya
Salah satu hal yang dibahas pada kebutuhan psikososial adalah status emosi. Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan cinta, kepercayaan, otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman. Schultz (1966) merangkum kebutuhan tersebut sebagai kebutuhan interpersonal untuk inklusi, kontrol dan afeksi. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akibatnya dapat berupa perasaan atau perilaku yang tidak diharapkan, seperti ansietas, kemarahan, kesepian dan rasa tidak pasti. Kebutuhan interpersonal akan inklusi, kontrol dan afeksi kadang saling tumpang tindih dan berkesinambungan. Maksudnya di sini dalam berhubungan dengan sesama manusia, kita tetap saling menjaga satu sama lain sehingga bisa saling diterima dan terjalin hubungan yang harmonis. Kebutuhan akan inklusi merupakan kebutuhan untuk menetapkan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang. Dalam lingkungan perawatan kesehatan, kebutuhan inklusi dapat dipenuhi dengan memberi informasi dan menjawab semua pertanyaan, menjelaskan tanggung jawab perawat dalam memberi perawatan dan mengenali kebutuhan serta kesukaan pasien. Kebutuhan akan kontrol berhubungan dengan kebutuhan untuk menentukan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang lain dengan memperhatikan kekuasaan, pembuatan keputusan dan otoritas. Contoh: Saat orang melepaskan tanggung jawab pribadinya dan menjadi pasien yang sangat terikat dan tidak berdaya yang selalu meminta petunjuk dari semua orang mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Dibalik perilaku itu tersembunyi ansietas, bermusuhan dan kurang percaya terhadap orang lain atau diri sendiri. Intervensi keperawatan yang membantu pasien menerima tanggung jawab untuk membuat keputusan mengenai perawatan pasien yang menunjang pemulihan kontrol. Kebutuhan Afeksi :Seseorang membangun hubungan saling memberi dan saling menerima berdasarkan saling menyukai. Afeksi diungkapkan dengan kata-kata cinta, suka, akrab secara emosional, pribadi,sahabat, dan intimasi
B. DEFINISI KONSEP DIRI
Konsep diri berasal dari bahasa inggris yaitu “self concept” merupakansuatu konsep mengenai diri individu itu sendiri yang meliputi bagaimanaseseorang memandang, memikirkan dan menilai dirinya sehingga tindakan-tindakannya sesuai dengan konsep tentang dirinya tersebut. Konsep diri (self-concept) merupakan bagian dari masalah kebutuhan psikososial yang tidak di dapat sejak lahir, akan tetapi dapat dipelajari sebagaihasil dari pengalaman seseorang terhadap dirinya. Kensep diri ini berkembang secara bertahap sesuai dengan tahap perkembangan psikososial seseorang. Sebagai sebuah konstruk psikologi, konsep diri didefenisikan secara berbeda oleh para ahli. Seifert dan Hoffnung (1994), misalnya, mendefiniskan konsep diri sebagai “suatu pemahaman mengenai diri arau ide tentang diri sendiri” Santrock (1996) menggunakan istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu dari diri sendiri. Sementara itu, Atwater (1987) menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya. Selanjutnya, Atwater mengidentifikasi konsep diri atas tiga bentuk.Pertama, body image, kesadaran tentang tubuhnya, yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri. Kedua, ideal self, yaitu bagaimana cita-cita dan harapan seseorang mengenai dirinya. Ketiga, social self, yaitu bagaimana orang lain melihat dirinya.Menurut Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri. Sedangkan Pemily (dalam Atwater; 1984), mendefisikan konsep diri sebagai system yang dinamis dan kompleks dari keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut. Sementaraitu, Cawagas (1983) menjelaskan bahwa konsep diri mencakup keseluruhan pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadi nya,motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
Secara umum konsep diri adalah semua tanda, keyakinan dan pendirian yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya yang dapat memengaruhi hubungannya dengan orang lain, termasuk karakter, kemampuan, nilai, ide dantujuan.
Definisi konsep diri menurut beberapa ahli:
Wigfield dan Karpathian (1991). Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yangkompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar. Konsep dirimemberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kitaterhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain.
Stuart dan Sundeen (1991). Konsep diri adalah semua ide, pikiran kepercayaan yang di ketahuiindividu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungandengan orang lain.
Burns (1993). Konsep diri merupakan suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan.Orang lain pun berpendapat mengenai diri kita dan seperti apa yangdiri kita inginkan.
Hurlock (1990). Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya.Konsepdiri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang di miliki individu tentangmereka sendiri meliputi karakteristikfisik, fisikologis, sosial, emosional,aspirasi dan prestasi.Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, konsep dirimerupakan sikap yang unik padamanusia yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Di dalamnya berupa ide, pikiran, kepercayaan yang di ketahui oleh diri masing-masing.Manusia sebagai suatu organisme memiliki dorongan untuk berkembang serta mampu menyesuaikan diri terhadap keadaan yang dihadapinya, sehinggaia mampu menjadi pribadi yang dapat membentuk sebuah konsep diri.
C. KOMPONEN KONSEP DIRI
Komponen Konsep diri terdiri dari :
1. Identitas:
Identitas mencakup rasa internal tentang individual, keutuhan dankonsistensi dari seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi.Karenanya konsep tentang identitas mencangkup kontansi dan kontinuitas.Identitas menunjukan menjadi lain dan terpilih dari orang lain, namunmenjadi diri yang utuh dan unik. Anak belajar tentang nilai, perilaku dan peran yang diterima sesuai kultur. Anak mengidentifikasi pertama kalidengan orang tua, kemudian dengan guru, teman seusia dan pahlawan pujaan.Untuk membentuk identitas, anak harus mampu untuk membawa semua perilaku yang dipelajari ke dalam keutuhan yang kohoren, konsisten danunik.Rasa identitas ini secara kontinu timbul dan dipengaruhi oleh situasisepanjang hidup.
2.Citra tubuh:
Membentuk persepsi seorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditunjukkan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain. Citra tubuh di pengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep diri. Citra tubuh anak usia sekolah berbeda dengan citra tubuh seorang bayi. Salah satu perbedaan yang menyolok adalah kemampuan untuk berjalan. Perubahan ini bergantung pada kematangan fisik. Perubahan hormonal terjadi selama masa remaja dan pada tahun akhir kehidupan juga mempengaruhi citra tubuh (mis.Menopause selama masa dewasa dengan penuaan mencakup penurunanketajaman penglihatan, pendengaran, dan mobilitas, perubahan ini dapatmempengaruhi citra tubuh).
3. Ideal Diri:
Adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungandengan tipe orang yang diinginkan atau disukainya atau sejumlah aspirasi,tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial dimasyarakat tempatindividu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Pembentukan ideal diridimulai pada masa kanak-kanak dipengaruhi oleh orang yang penting padadirinya yang memberikan harapan atau tuntutan tertentu.Seiring dengan berjalannya waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akanmembentuk dasar dari ideal diri. Pada usaia remaja ideal diri akan terbentukmelalui identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tuadilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab.
4. Harga Diri :
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapaidengan menganalisi seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan idealdirinya. Harga diri diperoleh dari sendiri dan orang lain yaitu dicintai,dihormati dan dihargai.Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan, sebaliknya individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai atau tidak diterima dilingkungan. Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai meningkatnya usia. Untuk meningkatkan harga diri anak diberi kesempatan untuk sukses, tanamkan “ideal” atau harapan jangan terlalu tinggi dan sesuaikan dengan budaya, berikan dorongan untuk aspirasi atau cita-citanya dan bantu membentuk pertahanan diri untuk hal-hal yang menggangu persepsinya. Harga diri sangatmengancam pada masa pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut diri sendiri. Remaja dituntut untuk menentukan pilihan, posisi peran dan memutuskan apakah ia mampu meraih sukses dari suatu bidang tertentu,apakah ia dapat berpartisipasi atau diterima di berbagai macam aktivitas sosial.
5. Peran:
Peran adalah serangkaian pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yangdiharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalamkelompok sosialnya.Peran memberikan sarana untuk berperan serta dalamkehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas denganmemvalidasi pada orang yang berarti. Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daurkehidupan. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yangmemenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.
D. STRESSOR MEMPENGARUHI KONSEP DIRI
Stressor Konsep diri adalah segala perubahan nyata yang dicerap yangmengancam identitas, citra tubuh, harga diri, atau perilaku peran. Stressor yangmempengaruhi konsep diri melalui setiap perubahan dalam kesehatan misalnyaPerubahan fisik dalam tubuh (kecelakaan, bekas luka, penuaan) menyebabkan perubahan Citra tubuh, dimana identitas dan harga diri juga dapat dipengaruhi.
1. Stressor Identitas
Seorang dewasa biasanya mempunyai identitas yang lebih stabil karenakonsep diri berkembang lebih kuat.Stresor kultural dan sosial dibanding stresor personal dapat mempunyaidampak lebih besar pada identitas orang dewasa. Misalnya, seorang dewasaharus memutuskan antara karier dan pernikahan, kerja sama dan kompetisi,atau ketergantungan dan kemandirian dalam suatu hubungan (stuart &sundeen, 1991).
2. Stressor Citra tubuh
Perubahan dalam penampilan, struktur atau fungsi bagian tubuh akan membutuhkan perubahan dalam citra tubuh. Perubahandalam citra tubuh seperti; amputasi atau perubahan penampilan wajah,adalah stressor yang sangat jelas mempengaruhi citra tubuh. Masektomi,Kolostomi, dan ileostomi mengubah penampilan dan fungsi tubuh.
3. Sterssor Harga diri
Sterssor mempengaruhi harga diri seorang bayi, usia sekolah, prasekolahdan remaja adalah ketidakmampuan untuk memenuhi harapan orang tua,kritik yang tajam, hukum yang tidak konsisten, persaingan antar-saudarasekandung dan kekalahan berulang dapat menurunkan harga diri.Sterssor mempengaruhi harga diri pada orang dewasa adalah ketidak berhasilan dalam pekerjaan dan kegagalan dalam berhubungan.
4. terssor Peran
Konflik Peran adalah tidak adanya kesesuaian harapan peran.Ada 3 jenis dasar konflik peran yaitu:
· Konflik interpersonalKetika satu orang atau lebih mempunyai harapan berlawanan atau tidakcocok secara individu dalam peran tertentu. Misalnya teman dariseorang wanita dan ibunya mungkin mempunyai perbedaan yang besar bagaimana ia harus merawat anak-anaknya.
· Konflik antar-peranTerjadi ketika tekanan atau harapan yang berkaitan denang satu peranmelawan tekanan atau harapan yang saling berkaitan. Misalnya, seorang pria bekerja 10 sampai 12 jam sehari mungkin akan mempunyaimasalah jika istrinya mengharapkan dirinya untuk berada dirumah bersama keluarga.
· Konflik peran personalTerjadi ketika tuntutan peran melanggar nilai personal individu.Misalnya, seorang perawat yang menghargai penyelamatan hidupmengalami konflik ketika dihadapkan pada merawat klien yg memilihuntuk menolak terapi pendukung hidup.
KOMUNIKASI BELAJAR
A. GANGGUAN KOMUNIKASI BELAJAR PADA ANAK
Sangat penting untuk mengerti perkembangan bicara dan bahasa pada anak. Terkadang sulit untuk membedakan apakah anak hanya imatur di dalam kemampuannya berkomunikasi atau anak memiliki gangguan yang membutuhkan bantuan profesional. Yang dimaksud dengan gangguan komunikasi meliputi berbagai lingkup masalah yaitu gangguan bicara, bahasa, dan mendengar.
1. Berbicara
Berbicara adalah salah satu kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui media bahasa. Berbicara bentuk tindak tutur yang berupa bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap disertai dengan gerak-gerik tubuh dan ekspresi raut muka.
Contohnya seorang anak yang kesulitan dalam menyampaikan apa yang ingin dia sampaikan.
2. Bahasa
Bahasa adalah sebagai alat komunikasi antar manusia. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat berkomunikasi. Karena dengan bahasa manusia dapat saling berinteraksi dan berbicara mengenai apa saja. Manusia sebagai makhluk sosial tentu dan selalu berkomunikasi dengan manusia lainnya.
Contohnya kesulitan seorang anak untuk berkomunikasi dengan lingkungannya, dengan adanya bahasa sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak tersebut
3. Mendengar
Mendengar adalah proses pasif, tidak disengaja, dan sensorik di mana kita merasakan suara. Ini adalah respons fisiologis yang melibatkan persepsi kita tentang suara dan tidak memerlukan perhatian.
Contohnya ketika dipanggil anak tersebut tidak merespon serta mengalami keterlambatan bicara dan juga mengalami kesulitan belajar, karena tidak bisa mendengarkan materi yang diberikan.
Anak dengan keterlambatan berbicara adalah anak yang memiliki gangguan pengucapan, yang berarti terdapat komunikasi tidak efektif pada area otak yang memiliki fungsi dalam berbicara. Anak dapat mengalami kesulitan dalam menggunakan bibir, lidah, dan rahang untuk memproduksi suara. Tidak mampu berbicara merupakan masalah satu-satunya atau dapat diikuti dengan masalah lainnya seperti kesulitan menelan. Keterlambatan berbicara dapat mengindikasikan keterlambatan perkembangan.
Anak dengan gangguan berbahasa merupakan kondisi di mana anak tidak mempunyai kemampuan dalam berbahasa akibat kerusakan otak.Kemampuan dalam berbahasa yang dimaksud, meliputi berbicara, menulis, mengarang serta membaca.
Gangguan pendengaran umumnya berkaitan dengan keterlambatan berbicara, bila anak memiliki gangguan pendengaran, dia juga dapat memiliki gangguan mengerti pembicaraan dan gangguan menirukan dan menggunakan bahasa
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PADA ANAK
1. Cemas, khawatir berlebihan dan takut
Penyebab gangguan kecemasan pada anak berbeda-beda seperti merasa cemas akan tugas yang diberikan oleh guru dan beranggapan bahwa tugas yang diberikan oleh guru tersebut tidak dapat diselesaikan dengan baik. Khawatir akan hal yang ia lakukan tidak sesuai dengan ekspetasinya. Dan juga takut mengekspresikan argumen yang ingin disampaikan.
2. Mudah ditebak
Anak yang memiliki gangguan psikososial akan mudah ditebak ketika ia melakukan sesuatu karena anak tersebut
3. Sulit konsentrasi
Menjadi salah satu faktor gangguan psikososial pada anak karena anak yang memiliki gangguan ini akan sulit berkonsentrasi menangkap apa yang dijelaskan oleh guru
4. Bersifat ragu-ragu
Anak yang memiliki gangguan ini, merasa tidak percaya diri karena mereka takut tidak sesuai dengan ekspetasinya
5. Merasa kecewa
Faktor ini menjelaskan kekecewaan anak tersebut pada dirinya yang tidak bisa melakukan segala sesuatu sesuai dengan ekespetasinya
6. Pemarah dan agresif
Hal ini ia lakukan ketika anak tersebut tidak mencapai apa yang ia inginkan, cotnohnya linkungan yang penuh tekanan. Perilaku anak agresif menyatakan bahwa perekmbangan psikologis anak terhambat dlam lingkungan penuh tekanan paparan kekerasan dirumah Dan masyarakat dapat memicu agresif pada anak. Selain itu, bebrapa anak tumbuh mneyaksikan orang tua bertengkar sepanjang hidup mereka. Anak-anak ini rentan terhdap kekerasan dan agresif.
7. Trauma
Trauma menjadi salah satu faktor psikososial komunikasi belajar karena anak yang mengalami trauma akan sangat sulit menangkap apa yang dijelaskan hal itulah yang menyebabkan anak terseut kesulitn dalam belajar
8. Reaksi fisik seperti jantung berdebar, otot tegang, dan sakit kepala
Hal ini disebabkan oleh kecemasan atau ketakutan yang dialami oleh anak tersebut meningkat. Bahkan lebih parahnya lagi anak tersebut akan kehilangan kesadarannya.
C. APA SAJA UPAYA UNTUK MENANGANI GANGGUAN PSIKOSOSIAL KOMUNIKASI BELAJAR PADA ANAK
1. Melatih komunikasi dua arah dengan anak
Mengajak anak berbicara sangatlah penting untuk mencegah speech delaypada anak. Sering mengajak anak berbicara saat dini dapat memicu keberanian anak untuk berbicara dan beradaptasi dengan lingkungan
Selain itu, merespon saat anak berbicara juga bisa jadi cara mencegah gangguan berbicara pada anak. Pada saat anak mendapatkan respon, anak akan merasa adanya timbal balik pada saat ia berbicara, hal itulah yang membuat seorang anak merasa berkomunikasi itu adalah hal yang baik dan seorang anak akan mengalami kesenangan dalam berkomunikasi yang dimana secara bertahap kemampuan komunikasi anak tersebut terlatih dan membaik.
2. Bermain permainan sederhana dengan anak
Meluangkan waktu untuk bermain bersama anak juga dapat mencegah anak dalam keterlambatan berbicara. Contohnya, mengajak anak berdiskusi sederhana tentang mainan anak maupun cerita dari permainan tersebut.
3. Membaca buku cerita atau dongeng anak
Membacakan buku pada anak dapat mencegah terjadinya keterlambatan berbicara pada anak karena membaca dapat menstimulasi anak dengan pertanyaan atau diskusi sederhana tentang cerita dibuku.
Tidak hanya membacakan, ketika anak sudah menginjak usia membaca, orang tua juga dapat membiasakan anak membaca sehingga dapat menambah pengetahuan kosakata anak
4. Memperbanyak teman untuk melatih anak beradaptasi dengan lingkungan
Memperbanyak teman menjadi salah satu upaya untuk mencegah gangguan psikososial belajar pada anak. Seperti dengan banyaknya teman anak dapat terbuka dengan orang lain, dan dapat bergaul dengan teman sebaya.
0 Komentar